Artikel Pra-Paskah-3
Hakim adalah pejabat yang memimpin persidangan. Istilah “hakim” sendiriĀ berasal dari kata Arab āhakimaā yang berarti “aturan, peraturan, kekuasaan,Ā pemerintah”. Ia yang memutuskan hukuman bagi pihak yang dituntut (sumberĀ Wikipedia). Seorang hakim seharusnya menjunjung tinggi keadilan danĀ menegakkan supremasi hukum, yang berarti tidak bias, bebas dari segalaĀ intervensi dari pihak manapun, termasuk pejabat negara.Ā
Hakim memegang posisi yang sangat strategis, oleh karena itu tidak heran jikaĀ seorang hakim biasanya dekat dengan kalangan elit, baik itu politikus,Ā pengusaha sukses, ataupun orang ternama lainnya. Biasanya kedekatan ituĀ karena ingin mendapatkan keuntungan, baik melalui keputusan sebuahĀ peraturan hukum yang dapat memberikan keuntungan bagi mereka, ataupunĀ jaminan di bidang hukum lainnya, maka disinilah hukum menjadi sebuahĀ ākomoditasā, hukum bisa diputarbalikkan dan keadilan hanyalah sebuah impianĀ bagi rakyat biasa.Ā
Kedua tokoh yang dibahas minggu ini, Hanas dan Kayafas adalah Imam BesarĀ pada jaman Tuhan Yesus. Di jaman itu, jabatan Imam Besar layaknya seorangĀ hakim, memegang peranan penting dan mempunyai pengaruh yang besar diĀ dalam masyarakat Yahudi. Kedua orang ini juga memegang peranan penting diĀ dalam persengkokolan untuk menangkap Yesus, mengadili hingga menjatuhkanĀ hukuman mati bagi Tuhan Yesus.Ā Ā
Ada 2 hal yang saya dapat pelajari melalui kedua tokoh ini:Ā
1. Jika kita adalah seorang rakyat biasa, yang melihat begitu banyakĀ ketidakadilan terjadi di depan kita, atau kita sendiri yang mengalaminya,Ā dengan mendapat tekanan dari pihak yang lebih berkuasa. IngatlahĀ peristiwa pengadilan Tuhan Yesus, Dia yang sebenarnya adalah Imam BesarĀ Agung, rela merendahkan diri-Nya sebegitu rupa, untuk diadili danĀ menerima ketidakadilan, Dia merasakan apa yang kita alami, oleh karenaĀ itu janganlah ragu untuk datang kepada-Nya, memohon kekuatan danĀ pertolongan dari pada-Nya (Ibrani 4:14-16)Ā Ā
2. Jika kita adalah seorang yang memegang kuasa, pergunakanlah sebaik baiknya kuasa yang sudah diberikan kepada kita, berlaku adil, tidak bias,Ā tidak menindas yang lemah/kecil, karena semakin tinggi posisi kita, makaĀ akan dituntut lebih tinggi lagi pertanggungjawabannya (Lukas 12:48)Ā
Kedua tokoh ini menjadi cermin bagi kita semua, apakah kita pernah berlakuĀ tidak adil terhadap sesama kita, ataupun menekan yang lemah? Ingatlah apaĀ yang kita perbuat terhadap sesama kita, itu akan āmenunjukā kepada AllahĀ (Matius 25:40) dan Dia akan menuntut pertanggungjawaban dari kita.